AGROMEDIS – Fakultas Kedokteran Universitas Jember (FK Unej) memiliki visi menjadi pusat kedokteran pertanian atau agromedis di Asia Tenggara pada 2025.Dekan FK Unej dr. Supangat, M.Kes, Ph.D, Sp.BA, mengatakan, untuk mencapai visi itu, sejumlah langkah telah dan akan dilakukan oleh FK Unej.Dalam kurikulumnya, FK Unej telah menyiapkan bekal dengan keyakinan 20% melalui konten-konten pembelajaran mengenai tugas-tugas sebagai dokter petani pada setiap semesternya. “Untuk sisi dharma pendidikan, pembelajaran bagi calon-calon dokter ini khusus mengarah pada kesiapan mereka menjadi dokter petani,” kata Supangat.
Sedangkan sisi dharma penelitian, lanjut dia, pihaknya telah memiliki kelompok-kelompok riset atau Keris yang mengkhususkan pada riset yang berkaitan dengan pertanian. Misalnya, Keris PANAH (Paparan Pestisida dan Kesehatan), yang spesifik mengkaji tentang pengaruh penggunaan pestisida terhadap kesehatan. “PENSI juga ada, yaitu Penyakit Infeksi, disitu pengkajian tentang bagaimana penyakit infeksi khusus tersebut ada pada petani. Ada juga yang membahas bagaimana mngenai pangan dikalangan petani,” terangnya. Mereka, kata dia, juga mengkaji penyakit-penyakit metabolisme seperti diabetes, hipertensi dan lain-lain yang spesifik pada kalangan petani.
Sedangkank pada sisi dharma pengabdian terhadap masyarakat agromedis, pihaknya telah memiliki sebuah kawasan khusus yang dinamakan Kampung Albumin. “Albumin merupakan protein utama dalam tubuh kita yang sangat penting bagi kesehatan. Di Kampung Albumin ini kami memproduksi albumin dengan bentuk kolam berteknologi bioflok dan disitu ditumbuhkan berbagai jenis ikan,” jelas Supangat. Dia mengatakan, beberapa jenis ikan yang telah dipanen dari kolam di Kampung Albumin tersebut adalah ikan lele dan ikan nila.
Ada juga jenis ikan yang masih dalam tahap riset dan uji coba perkembangannya adalah ikan gabus. “Ikan gabus ini masih dalam proses optimasi untuk mengetahui pada kondisi apa ikan tersebut dapat tumbuh dengan baik,” katanya. Supangat menjelaskan, agromedis juga memiliki kawasan danau kecil untuk konservasi air yang juga ditumbuhkan ikan. Ikan tersebut nantinya selain untuk kepentingan civitas akan diberikan kepada para petani dengan tujuan memenuhi kebutuhan gizi petani.
Hasilnya diolah menjadi lele goreng biasa, lele bakar, dan keripik baby lele. Sehingga, nantinya akan dikembangkan menjadi bentuk dengan konservatif tinggi, seperti kapsul albumin atau obat yang berisi albumin. FK Unej, kata dia, juga memiliki Kader Agromedis yang telah bekerja sama dengan Yayasan Gerontologi Abiyoso. Ini adalah yayasan bioteknologi senior, dengan kader yang sudah ada di setiap desa di Jember hingga Jawa Timur. Kader-kader ini memiliki banyak kegiatan, seperti senam rutin khusus petani bernama Senam Agromedis dan aktif dalam kegiatan siaga bencana.
Selain itu, kata dia, agromedis juga memiliki Mobile Clinic. Sebuah unit mobil ambulans yang diturunkan ke desa-desa untuk mengawal kesehatan masyarakat pedesaan. Sisi pengabdian masyarakat lainnya, agromedis juga melayani request dari petani. Jika suatu ketika ada panen raya, tim agromedis akan turun ke lokasi panen oleh petani untuk mengawal kegiatan panen mereka. Kerjasama dalam dan luar negeri, sambung Supangat, juga telah dilakukan sebagai bentuk upaya FK Unej mewujudkan Pusat Agromedis Asia Tenggara 2025.
Kerjasama ini dilakukan dengan negara Australia, yaitu Pusat Agromedis di Australia yang melakukan riset dan seminar bersama serta mengirim staf agromedis Unej untuk studi lanjut. Di Eropa, pihaknya bekerja sama dengan Swedia terkait Agrosafe. Ini menyangkut keselamatan kerja pada petani dan beberapa riset lainnya. Sementara di Jepang, dua alumni yang juga dosen FK Unej mengembangkan penyakit-penyakit terkait metabolik dan pangan yang aman. Dengan ini Agromedis mencoba untuk terus bergerak menghasilkan pangan dari hasil pertanian aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat.***