AGROMEDIS – Kanker adalah benjolan tidak normal atau tumor dari tubuh yang bersifat ganas. Kanker serviks merupakan adanya tumor ganas tersebut di mulut rahim. Penyebab kanker serviks 99% karena infeksi virus HPV (Human Papilloma Virus). Khususnya jenis virus HPV tipe 16 dan 18. Dijelaskan oleh dr. Kadek Dharma Widhiarta, M.Gz., Sp.OG(K) sebagai pakar obgin Fakultas Kedokteran Universitas Jember, kanker serviks adalah kanker yang dapat didiagnosis sejak dini.
Artinya, jika ciri-ciri kanker sudah memberikan keluhan, biasanya merupakan stadium lanjut atau kanker sudah parah. Misalnya ada pendarahan, keputihan yang berbau, nyeri perut bagian bawah, serta gangguan buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB) karena saluran yang terhambat oleh kanker. Tetapi, jika seseorang rajin melakukan pemeriksaan Pap Smear minimal setahun atau dua tahun sekali, maka sebelum terjadi kanker sudah dapat terdeteksi lebih awal.
Pada pemeriksaan ini tujuannya adalah melihat adanya perubahan sel-sel pada daerah serviks. Kanker serviks dapat terjadi pada segala usia, terutama pada usia produktif. Umumnya terjadi pada orang yang berhubungan seksual lebih dini serta orang yang sering berganti pasangan. Selain itu, faktor resiko kanker serviks adalah gaya hidup yang tidak baik dan kekebalan tubuh yang mudah menurun. Kanker serviks stadium 1 artinya tumor masih sebatas pada serviks saja dan pengobatan utamanya adalah operasi pengangkatan rahim beserta semua tumor yang ada.
Naik pada stadium 2, kanker serviks sudah mulai keluar dari serviks hingga rongga vagina atau bahkan sampai pada rongga di kanan dan kiri serviks, yaitu parametrium. Stadium 3, kanker sudah mencapai panggul atau sudah terjadi komplikasi pada ginjal. Sedangkan pada stadium 4, kanker serviks sudah menyebar jauh sampai ke saluran kencing, rektum atau usus, bahkan ke paru-paru. Pengobatan stadium 2 hingga stadium 4, yang utama adalah radioterapi atau sinar. Di Jawa Timur, pusat pengobatan kanker serviks melalui terapi radiasi hanya terdapat pada 2 tempat, yakni Surabaya dan Malang.
Dengan keterbatasan alat yang ada, sehingga antrean pasien bisa mencapai waktu 6 bulan.Karena banyaknya antrean tersebut, maka sembari menunggu, pengobatan kemoterapi dapat dilakukan pada pasien kanker serviks stadium 2 sampai 4. Untuk mencegah terjadinya kanker serviks, yang utama adalah menghindari faktor resiko, melakukan pemeriksaan Pap Smear secara rutin dan salah satu alternatifnya adalah vaksin. Karena kanker ini disebabkan oleh virus, maka perlu untuk dilakukan pemberian vaksin untuk mengurangi efek penyakit ini.
Vaksin ini, secara nasional, sedang berada dalam tahap uji coba diberikan pada anak usia dini 9 sampai 16 tahun dengan jarak pemberian 2x suntik adalah 6 bulan.Tetapi, pada usia di atas 16 tahun atau yang sudah pernah melakukan hubungan seksual atau menikah, maka pemberian suntikan dilakukan 3x dengan jarak suntikan pertama dan kedua adalah 2 bulan. Sedangkan jarak suntikan kedua dan ketiga adalah 6 bulan dari suntikan pertama. Pemberian vaksin bukan berarti seseorang tidak akan bisa terkena kanker serviks, karena vaksin hanya bersifat meringankan saja. Sehingga, sebaiknya jangan menunggu adanya keluhan untuk pergi ke dokter dan segera memeriksakan diri untuk deteksi adanya kanker lebih dini.***