AGROMEDIS – Gula, baik dalam bentuk asli maupun sebagai bahan tambahan makanan atau minuman, tentu sangat banyak dipergunakan dan dikonsumsi. Apalagi pada makanan cepat saji atau makanan ringan. Karena kandungan gulanya yang tinggi, hal ini menjadikannya sebagai pengaruh utama dari asupan kalori masyarakat sehari-hari. Dikutip dari Healthline, para ahli percaya bahwa konsumsi gula adalah penyebab utama obesitas dan banyak penyakit kronis, seperti diabetes tipe 2.
Konsumsi gula tinggi yang berkepanjangan mendorong resistensi terhadap insulin, hormon yang diproduksi oleh pankreas yang mengatur kadar gula darah. Resistensi insulin menyebabkan kadar gula darah naik dan sangat meningkatkan risiko diabetes. Minuman bermanis gula seperti soda, jus, dan teh manis sarat dengan fruktosa, sejenis gula sederhana. Konsumsi fruktosa yang berlebihan dapat menyebabkan resistensi terhadap leptin, hormon penting yang mengatur rasa lapar dan memberi tahu tubuh untuk berhenti makan.
Dengan kata lain, minuman bergula tidak mengontrol rasa lapar dalam tubuh, sehingga mudah untuk dengan cepat mengkonsumsi sejumlah besar kalori cair. Hal ini dapat menyebabkan kenaikan berat badan. Tidak hanya diabetes dan kenaikan berat badan, resiko penyakit jantung juga dapat meningkat akibat konsumsi gula berlebih. Bukti menunjukkan bahwa diet tinggi gula dapat menyebabkan obesitas, peradangan dan trigliserida tinggi, gula darah dan tingkat tekanan darah yang mana semua itu meruakan faktor risiko untuk penyakit jantung.
Sebuah studi pada lebih dari 30.000 orang menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi 17-21% kalori dari gula tambahan memiliki risiko 38% lebih besar meninggal karena penyakit jantung, dibandingkan dengan mereka yang hanya mengkonsumsi 8% kalori dari gula tambahan. Mengonsumsi gula dalam jumlah berlebihan juga dapat meningkatkan risiko terkena kanker tertentu. Pertama, diet yang kaya akan makanan dan minuman bergula dapat menyebabkan obesitas, yang secara signifikan meningkatkan risiko kanker. Selain itu, diet tinggi gula meningkatkan peradangan dalam tubuh dan dapat menyebabkan resistensi insulin, yang keduanya meningkatkan risiko kanker.
Sebuah penelitian pada lebih dari 430.000 orang menemukan bahwa konsumsi gula tambahan secara positif dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kerongkongan, kanker pleural dan kanker usus kecil. Penelitian lain yang berhubungan antara asupan gula tambahan dan kanker sedang berlangsung, dan lebih banyak penelitian diperlukan untuk sepenuhnya memahami hubungan yang kompleks ini.***